JawaPos.com – Tanah wakaf di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikelola menjadi produktif. Data dari Sistem Informasi Wakaf (Siwak) Kementerian Agama RI menyebutkan terdapat 429.973 tanah wakaf dan total luas 56.222,34 Hektare yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar tanah wakaf digunakan untuk pembangunan masjid sebagai sarana ibadah umat Islam.
Masjid yang nyaman membuat pengunjung betah berlama-lama untuk ibadah. Selain menjadi tempat sholat dan mengaji, masjid juga menjadi peradaban ilmu. Kenyamanan tersebut dapat Anda temukan pada 5 masjid wakaf di Indonesia berikut ini:
1. Masjid Demak
Masjid Demak merupakan salah satu masjid wakaf tertua di Indonesia peninggalan dari Raden Fatah, sultan pertama dari Kerajaan Demak pada abad ke 15 Masehi. Pembangunan Masjid Demak dibantu oleh walisongo pada 4 tiang utama, yaitu Sunan Bonang di sebelah barat laut, lalu Sunan Gunung Jati di sebelah barat daya, Sunan Ampel di sebelah tenggara, dan Sunan Kalijaga di sebelah timur laut.
Masjid tersohor di pulau Jawa tersebut terletak di Kampung Kauman, Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Lokasinya yang strategis membuat wisatawan mudah sekali menemukan Masjid bersejarah ini. Selain itu, nuansa tradisional di ruang utama berupa berbagai ornamen unik dan pola geometris masih terasa kental meskipun sudah banyak direnovasi.
Saat berkunjung ke Demak, belum lengkap rasanya jika tidak menyempatkan datang ke Museum Masjid Agung Demak yang berlokasi tidak jauh dari masjid. Mengutip dari situs resmi Pariwisata Demak, museum tersebut mengoleksi berbagai situs purbakala sejarah kerajaan Demak dan Masjid Agung Demak.
Inilah salah satu contoh wakaf produktif di Indonesia. Masjid bukan hanya sebagai tempat singgah untuk beribadah, tetapi juga menggerakkan orang yang berkunjung untuk belajar tentang sejarah dan akulturasinya. Masyarakat pun senang dan dapat mengenal Demak lebih dekat.
2. Menara Kudus
Menara masjid gagah ini berasal dari wakaf Sunan Kudus. Dibangun oleh seorang sunan kharismatik, membumi, dan jujur, menara kudus bercorak hasil akulturasi budaya Islam, Hindu, dan Budha sebagai simbol toleransi. Sunan dalam budaya Jawa adalah sebutan untuk seseorang yang dihormati dan disegani karena jasa dan kedudukannya di masyarakat.
Menara yang dibangun dari batu bata merah pada tahun 1549 masehi tersebut dijuluki sebagai Masjid Al Aqsha dan Masjid Al Manar. Selain digunakan untuk ibadah, masjid ini menjadi kawasan wisata religi yang wajib dikunjungi saat singgah di Kudus, Jawa Tengah.
3. Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah merupakan masjid wakaf di Indonesia yang memiliki arsitektur megah. Tempat ibadah ini dibangun di atas tanah wakaf milik Ki Ageng Pandanaran II, yaitu Bupati pertama Semarang, yang juga dikenal sebagai tokoh penyebaran Islam.
Ciamiknya, masjid ini punya enam payung hidrolik raksasa yang merupakan adaptasi dari Masjid Nabawi. Sesuai namanya, keagungan masjid dapat menampung 15.000 jamaah, belum termasuk area halaman yang diperkirakan dapat diisi oleh 10.000 jamaah.
Sebagai bentuk syiar Islam, Masjid Agung Jawa Tengah dikelola sebagai wakaf produktif. Hasilnya, masjid bukan hanya digunakan untuk shalat, tetapi juga peradaban ilmu dengan fasilitas yang bikin pendatang merasa tentram, yaitu perpustakaan, penginapan, ruang akad nikah, auditorium, museum, hingga kafe dengan pemandangan kota dan pesisir laut di menara Asmaul Husna.
4. Masjid Agung Cipta Rasa
Masjid historis dan ikonik ini dibangun pada tahun 1480 oleh Sunan Gunung Djati sebagai pemimpin, lalu Sunan Kalijaga dan Raden Sepat sebagai arsitek, serta 200 orang asisten.
Berbeda dari masjid pada umumnya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa tidak memiliki menara atau kubah. Maka dari itu, atap masjidnya terlihat sederhana, bentuknya prisma atau limasan seperti atap-atap di rumah Jawa.
Sebelum bernama Sang Cipta Rasa, penduduk setempat menyebutnya Masjid Pakungwati yang terletak di dalam Komplek Keraton Pakungwati, seperti dikutip dari situs resmi Cagar Budaya Kemdikbud.
Saat ini masjid berlokasi di depan Keraton Kasepuhan, tepatnya di Jalan Keraton Kasepuhan 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Cirebon. Konon, pembangunan masjid hanya berlangsung sekitar 1 hari. Pada dini hari di keesokan harinya sudah bisa dipakai untuk solat Subuh.
5. Masjid Ampel
Masjid Ampel didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel. Pembangunan dibantu oleh dua sahabat karibnya, yaitu Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta para santri binaan Sunan Ampel. Melansir dari situs resmi Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, masjid ini dibangun di atas tanah seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel.
Sumber : https://www.jawapos.com/hijrah-ramadan/19/04/2022/5-wakaf-masjid-masyhur-di-indonesia-dan-potensinya-ada-dari-walisongo